Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 06 April 2020

Jiwa yang Rapuh


Ya Allah, apakah belum dikaruniai anak itu suatu aib?
Apa seseorang yang engkau tunda dalam pemberian keturunan itu merupakan sesuatu yang hina
Apa wanita yang sudah menikah dan belum hamil adalah sesuatu keburukan?
Mengapa lisan manusia begitu mudah menghakimi seseorang?
Mengapa lisan manusia begitu mudah membandingkan seseorang?
Mengapa lisan manusia dengan mudah menyakiti seseorang?

Ya Allah aku yakin akan skenario Mu
Aku yakin bahwa takdir-Mu ini indah.
Maka dari itu ya Allah kuatkan hatiku,
Kuatkan hatiku yang rapuh ini,
Kuatkan hatiku akan penghakiman orang lain.
Ya Allah, hamba memohon kepada –Mu dengan sangat amat memohon
Karuniakan kepada ku dan suami keturunan.
Berikan kami keturunan yang bisa menjadi jembatan untuk kami menuju jannah-Mu.

Aku tau aku pasti bisa melewati ini, karena Engkau tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuanku.
Terimakasih ya Allah.
Engkau telah memberikan ketenangan untuk jiwa ku yang rapuh ini.

Jumat, 13 Januari 2017

Yang sangat dekat

Aku bersemayam dalam heningnya malam.
Menikmati kesunyian,
Menghantarkan ku pada rasa syukur atas nikmat-Nya
Aku bersyukur bahwa aku diberikan kesempatan
Kesempatan untuk memperbanyak bekal
Bekal untuk hari yg kekal..
Aku bersyukur karna aku merasakan nikmatnya infusan
Karna darinya aku melihat dekat kematian.
Kematian yang setiap saat siap mengintai

Waktu itu,
Terdengar seorang ibu meronta-ronta saat anak nya menghadap sang Pencipta
Situasi seketika senyap, hanya tangisan dan rontaan si ibu yang terdengar
Dan juga suara penenang dari petugas keamanan

Aku terdiam ditempat tidur putih memalingkan arah melihat keluar jendela
Sesekali melihat kearah ibu ku yang sedang melihat situasi diluar ruangan
Terlintas dalam benakku apakah ibu akan seperti itu jika itu terjadi padaku?

Tak terasa air mata menetes seketika
Disertai sesak di dada
Ini memang bukan pertama kali aku mendengar dan melihat semacam ini
Tapi, kali ini aku mendengarnya saat dimana aku terbaring dikasur putih.
Rasa takut tak luput menyelimuti
Menambah sesak.
Aku kembali sesekali melihat kearah ibu
Aku melihat sosok yang setia menemani dan menjaga anaknya
Anaknya yang mungkin kerap kali membuatnya terluka

Aku takut
Sangat takut
Aku takut jika ku mati namun aku tak membawa bekal sama sekali
Bagaimana aku bisa bertemu ibu nanti..
Jika bekal saja aku tak mumpuni..

Bagaimana aku bisa tenang menghadapi kematian?
Sedangkan dosa masih meliputi
Bagaimana aku bisa siap menghadapi kematian?
Sedangkan bekal masih sedikit untuk hari yg kekal
Bagaimana aku bisa pasrah dengan kematian?
Sedangkan banyak dosaku yang mungkin saja bisa menghambat ayah dan kaka laki-laki ku di akhirat

Air itu makin deras mengalir..
Bagaimana tidak? Kematian terasa dekat namun hati masih diliputi duniawi
Apa yang akan aku bawa nanti?
Tak terbayang jika diri ini mati tanpa membawa bekal yang berarti.
Aku pun merasa belum memberikan yang berarti
Untuk mereka yang sangat berati
Ibu dan ayah yang kucintai..

Semoga saat nya tiba semua bekal sudah terpenuhi
Dan pergi dalam keadaan yang memberi arti..

01:51 WIB

Jumat, 11 Maret 2016

Angin

Hai angin, sapamu lembut bak bidadari
Melenakan insan yang tengah menanti
Menemani dan menghibur kehampaan hati
Melaksanakan tugas dari Ilahi

Trimakasih karna sudah menemani
Menemani diri yang sedang menanti
Menanti akan jawaban dari ilahi
Yang entah kapan akan terjadi

Angin sampaikan pada Rabbi
Bahwa ingin kuat menanti
Menanti sambil mempersiapkn diri
Hingga nanti menjadi yang dinanti

Angin sapalah yang ku nanti
Dengan sapaan lembut selembut sanubari
Sampaikan rindu dari diri yang menanti
Menanti untuk dihampiri

Selasa, 01 Maret 2016

Tertipu dan menipu

Aku marah pada dia
Dia yang menjadi aku
Aku yang tak kuasa atas dia
Dia yang bertahta dan membuat kesal

Aku geram dengan situasi ini
Situasi yang membuatku sesak
Bagai terjebak dalam kotak tak bercelah
Tak ada asupan
Dan terasa akan mati
Mati dalam penyesalan
Penyesalan atas dia yg berkuasa
Lagi-lagi aku tertipu
Tertipu akan manis rayuannya

Akhirnya topeng keanggunan aku pilih
Menutupi rusaknya bagian yg telah dirusak oleh dia
Tak bisa jujur dan sesak yg ada
Dan akhirnya menepi dan menyendirilah yang di pilih

Senin, 18 Januari 2016

Aspirasi?

Tertegun saya membaca tulisan seseorang saat sedang mencari bahan materi aspirasi dan hal ini juga yang membuat saya menuliskan ini.
Organisasi kampus adalah tempat dimana para mahasiswa mampu mengembangkan kemampuannya. organisasi kampus juga menjadi wadah aspirasi para mahasiswa yang merasa tidak mendapatkan kelayakan fasilitas dari pihak kampus. Banyak sekali manfaat yang bisa didapat saat kita masuk dalam sebuah organisasi, banyak softskill yang bisa dikembangkan didalamnya. Saya setuju dengan semua pendapat diatas. Namun, apakah benar dewasa ini semua yang kita bayangkan saat bergabung di sebuah organisasi dapat terealisasi? apakah benar dengan kita ikut berorganisasi kita bisa lebih baik dari yang tidak ikut? apakah benar saat kita menjadi aktifis atau organisatoris kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik? dan apakah benar orang-orang di sekitar melihat perubahan yang kita rasakan? atau mungkin itu smua hanya asumsi pribadi? begitu banyak pertanyaan dibenak saya dan hal ini juga yang sempat membuat saya apatis dan memilih untuk menjadi "kupu-kupu" (red: kuliah pulang-kuliah pulang). Namun, apabila saya memilih apatis maka akan banyak lagi dari mereka yang akan memilih apatis dan KUPU-KUPU. inilah yang akhirnya membuat saya ikut berkecimpung. seiring berjalannya waktu, saya menemukan banyak hal yang sudah lumrah saya temukan diwadah-wadah sebelumnya. sehingga stigma-stigma yang pernah terdengar untuk para aktifis atau organisatoris pun terdengar kembali, banyak stigma yang mengatakan ikut organisasi kuliah terbengkalai, nilai menurun dan tak jarang para aktifis rata-rata memiliki nilai standar bahkan cenderung kebawah. lantas, apakah esok wadah-wadah ini akan diisi oleh orang-orang yang pantas mendapat gelar agent of change  atau malah esok diisi oleh orang-orang yang pesimis melihat dirinya terhadap akademik dan mencari pelarian agar mendapat rasa aman dengan masuk dalam organisasi?. apakah cukup kemampuan retorika, kemampuan memimpin, memecahkan masalah dan bersosial untuk seorang mahasiswa?
apa kalian tidak iri melihat mereka yang dipilih untuk mewakili fakultas atau kampus bukan dari orang-orang organisai yang seharusnya sudah tau kemampuan dan potensinya masing-masing? apa kalian tidak termotivasi oleh mereka yang di usia muda bisa menciptakan sesuatu oleh kelompoknya? apakah organisasi hanya bergerak di ranah sosial politik saja? apakah anak-anak organisasi tidak pantas mengikuti olimpiade? mengapa mereka (red:pimpinan) tidak memilih atau meminta bantuan kita untuk mencarikan orang-orang yang akan mewakili fakultas atau kampus saat ada acara? mengapa mereka seakan memisahkan diri dari pada organisasi kampus? mengapa kawan?
apa karena kita terlalu sibuk dengan event dan rapat yang terlalu sering sehingga mereka tidak mau menyusahkan kita? atau kita terlalu fokus pada sosial politik dan seringkali mengesampingkan scientific? atau kita dirasa tidak pantas karena tidak mampu menyeimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan?
kata-kata yang membuat saya tertegun yaitu : " terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya karena kita terlalu disibukkan dengan event dan rapat organisasi dibandingkan dengan pengembangan kemampuan prestatif diri.". walaupun saya meyakini bahwa tiada kesia-siaan di dunia ini. Namun, kata-kata itu seolah sebuah jawaban. bisa jadi dewasa ini kita terlalu fokus terhadap suatu hal yang sebenarnya bisa kita dapatkan dengan melakukan hal lain. saya sering berfikir apa saya sudah cukup berprestasi? apakah saya sudah berkembang saat ada di wadah ini? prestasi apa yang sudah saya ciptakan?. saya sempat mempunyai impian untuk melakukan penelitian dan itu dilakukan oleh para aktifis namun apalah daya saat itu saya minim sekali ilmu seperti fenomena di atas dan saya asik dengan asumsi pribadi sehingga impian itu melebur. dan saat diakhir saya mendapati pernyataan seorang pimpinan yang menantang untuk mengaktifkan kembali salah satu fungsi organisasi kampus sebagai pusat kajian para mahasiswa. namun, lagi-lagi saya tak kuasa karena keyakinan mereka akan sesuatu yang terlihat sangat sulit. padahal saat itu saya sudah memikirkan apabila ini di terima saya akan berusaha membantu mewujudkannya karena ini salah satu mimpi saya.
saya pun kembali berfikir apakah dinamika organisasi yang ada masih layak untuk saat ini? sehingga organisasi yang ada hanya lari ditempat tanpa adanya pergeseran.
kehidupan tidak hanya sebatas ruangan rapat dan event tapi di luar itu ada perkembangan yang terus bergerak dan itu sangat cepat dan kita akan tergilas apabila hanya berkutat pada hal-hal itu saja.
alangkah anggunnya apabila aktifis yang mempunyai kemampuan memimpin rapat, beretorika yang baik dan bersosial yang baik juga memiliki knowladge dan prestasi yang baik. sehingga esok wadah-wadah ini akan menjadi tempat favorite bagi para kalangan mahasiwa yang ingin berprestasi lebih baik dari softskill maupun ilmu pengetahuan.

ini hanyalah aspirasi mahasiswa yang belum bisa merealisasikannya.
dariku yang terus belajar menjadi baik
untukmu yang sedang belajar menjadi baik

Minggu, 17 Januari 2016

Menjelang Rahmat

Aku suka saat-saat dimana hujan akan turun
Suasana terasa sejuk dan mendamaikan
Angin menari memperlihatkan kekuasaannya
Pepohonan bergerak menampakkan kehidupan
Dedaunan terbang dengan suka cita
Burung-burung berpindah tempat secara bersamaan
Dan aku,
Aku menikmati semua yang aku lihat dan rasakan
Mungkin ini salah satu mengapa hujan disebut sebagai rahmat karena didalamnya ada kehidupan, suka cita dan kedamaian..
Aku yang suka saat-saat menjelang hujan.

Senin, 07 Desember 2015

aku yang melihat aku didepanku

aku hilang entah kemana
meninggalkan ruang yang semula terasa nyaman ditempati
menjauh dan tak terkendali
merasa asing dan sendiri

sekarang aku ada disini
ruangan asing yang tak pernah kukunjungi
ruang gelap yang tak dapat terlihat
aku meraba sekitar
mencoba menemukan cahaya

sepertinya ini ruang unknow yang belum terbuka
sisi gelap yang belum terjamah
dan akhirnya merasa asing karena berada disana
aku mencoba mencari cahaya
agar unknow setidaknya berubah menjadi hidden atau blind spot
namun yang dicari belum ku temui

disini aku mencoba membaca
membaca situasi yang sulit ku mengerti
aku melihat aku didepan aku
namun diposisi aku seperti dia yang ku lihat kemarin didepan ku
aku melihat aku didepan aku
namun diposisi aku aku melihat orang lain

aku menilai aku yang ada didepanku
mengerti dan paham akan aku dimata dia
aku melihat aku yang di depanku
membuat ku sadar akan aku dimata dia

siapa aku atau dia?
yang berada diruang gelap tak bercahaya
bagai kotak hitam didalam kotak kaca
terlihat jelas oleh sekitar
namun ada ruang hitam yang tak satupun tahu isinya
ruang itu dalam dan tak terjamah
dan mungkin saat ini aku ada disana
ruang belum ku kuasai
ruang yang belum ku mengerti

aku yang melihat aku didepanku