Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 23 Maret 2015

Id dan superego

Seperti halnya id dan super ego
Mereka keras kepala
Keras layaknya batu
Walau bertubrukan namun keduanya sulit menyatu

Dimana ego?
Yg katanya menjadi jembatan di keduanya
Dimana sang penengah?
Saat ada yg bertengkar..
Dimana?

Aku butuh sang penengah
Karena aku tak mau sang raga terluka
Luka yg diakibatkan karna pertikaian
Pertikaian yg sulit meredam dan selalu hadir menghantui

Dimn sang penolong?
Saat raga di koyakkan ke kiri ke kanan..
Dimn sang pemberani?
Yg berani mengambil keputusan untuk tdk dikoyakkan
Yg berani berteriak dan memilih salah satu dr keduanya
Yg berani menghentikan luka

Dimana?
Dimana?

Aku yg seperti halnya perahu tak tau dimana bisa diam saat dayung mulai mengoyakkan ke kiri dan kanan..

Rabu, 04 Maret 2015

Aku kesal pada ibu ku

Aku kesal pada ibu
Aku marah pada IBU
Ibu jarang di rumah
Ibu juga jarang masak untuk makan kami
Ibu tidak seperti ibu2 pada umumnya Yang selalu bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk kami, yang bisa di jadikan guru masak untuk anaknya.

Aku belum pernah mencoba masak kue berdua dengannya.
Aku juga tidak pernah menghabiskan waktu bersamanya di depan televisi sambil bercerita

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Saat ibu2 yang lain memasak sarapan untuk keluarganya ia lebih memilih beli di warung kemudian makan bersama setelah itu pergi mengurusi keperluan warganya.

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Saat ibu2 yang lain mengajari anaknya membuat kue ia mengajariku membuat mie ayam yang lezat

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Saat ibu2 yang lain beristirahat di siang hari namun ia sibuk kesana kesini membantu warganya

Ibuku Berbeda dengan yang lainnya
Saat ibu2 yang lainnya terfokus pada keluarganya namun ia membagi separuh waktunya untuk menolong org lain.

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Saat yang lain memilih bercerita sambil nonton televisi namun ibuku memilih menahanku di warung saat pulang dan memintaku untuk bercerita tentang kisahku

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Saat ibu2 yang lainnya istirahat di malam hari namun ia masih terjaga untuk mencari rizki

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Saat ibu yang lainnya meminta di pijet karna seharian mengurus rumah namun ia malah menawarkan jasa pijet ke anaknya. Padahal jika di bandingkan lebih melelahkan aktifitas ia ketimbang aktifitas kami.

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Saat ibu2 yang lainnya meminta di temani ke rumah sakit ia malah tidak mau di antar bahkan lebih seringnya malas untuk check up.

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Saat yang lain merasa lelah dan memilih istirahat ia malah menyuruh kami istirahat duluan padahal terlihat sekali matanya sudah lelah.

Ibuku berbeda dengan yang lainnya
Ia selalu mengurusi orang lain sampai lupa pada dirinya sendiri.

Ibuku selalu memanjakan kami
Sampai saat ini.
Ia selalu menganggap kami masih kecil dan belum bisa apa2.

Ia selalu berkata "selama bisa dikerjain sendiri yaa ibu kerjain sendiri"

Aku kesal pada ibuku
Aku marah pada ibuku
Aku kesal namun aku bangga
Aku marah namun aku cinta

Ia yang mengajariku bahwa kepentingan org lain hrs di dahulukan

Ia yang mengajariku bahwa hidup harus bermakna dan berguna untuk sekitar

Ia yang mengajariku bahwa wanita hrs tangguh karna banyak hal yang hrs di kerjakan.

Ia yang mengajariku bagaimana cara menyayangi dengan tulus tanpa pamrih

Aku sangat sayang IBU Ku
Tak ada ibu sehebat ia
Kakinya yang kering Dan pecah adalah kaki terindah yg pernah Ku lihat karena darinya ia membesarkanku.

Tangannya yang kasar dan kering adalah tangan terindah yang pernah Ku lihat karena Dari situ lag kasih sayang Ku rasakan..

Wajah keriput nan lesu adalah wajah tercantik yang pernah Ku lihat karena Dari situ lah aku bisa mengenal dunia..

Aku selalu berdo'a akan kebahagiaan mu IBU..
Smoga aku bisa membahagiakanmu di masa tuamu nanti..

I Love u soo much :* ({})

Untuk kalian yang nantinya ku rindu

Saat sapa terurai merdu,
Jemari melambai merasuk kalbu
Pelukan hangat saat bertemu
Membuat rindu terajut syahdu

Kalian yang tak mengenalku
Merentangkan tangan menyambut Ku
Merangkulku dengan penuh sabar
Dan Mengingatkanku dengan kesederhanaan

Aku yang tak mengenal kalian
Tak juga mengerti kalian
Berusaha terus membuat kalian tak melepaskan pelukan itu
Berusaha agar kalian nyaman dengan rangkulan ku

Saat kita duduk bersama
Syair pun mulai tercipta
Tak ingin beranjak kemana-mana
Namun waktu memiliki masa kadaluarsa

Kini kita berada di persimpangan
Persimpangan yang membuat rindu tercipta
Persimpangan yang membuat peluk tak terasa
Dan persimpangan yang membuat sapa tak terdengar lagi

Mau kemana kau kawan?
Kemanapun kakimu melangkah
Jalan manapun yang nantinya kau pilih ingatlah masa-masa itu

Masa-masa saat tawa tercipta
Saat tangis menghampiri
saat semangat berkobar
Saat takbir bergema
Saat kepalan tangan mengayun ke atas
saat teriakan JAYA terdengar keras
Dan saat kafaratul majlis terurai merdu

Terimakasih kawan
Atas perjuanganmu
Atas waktumu
Atas genggaman tanganmu
Atas semua yang telah kau korbankan untuk jalan ini

Jalan kita masih amat panjang
Namun aku yakin di ujung persimpangan itu
Kita akan bertemu
Bertemu untuk bersatu
Dan berbincang di taman indah yang syahdu
Yakni surga abadi yang kita rindu

Aku yang nantinya akan merindu
Berjamaah dann membaca kafaratul majlis bersamamu

Untuk kalian yang membuatku merindu.